Selasa, 27 Oktober 2009

Gletser Antartika Meleleh Cepat


Salah satu dari lapisan es terbesar atau gletser di Antartika menipis 4 kali lebih cepat dibandingkan 10 tahun lalu, demikian penelitian yang dilakukan sejumlah ilmuwan di stasiun pemantauan kawasan ini.

Penelitian dari pengukuran satelit di gletser pulau Pine di kawasan barat Antartika menunjukan permukaan es terus meleleh hingga 16 m pertahun.

Sejak 1994, gletser telah menipis hingga 90 m, yang mengakibatkan peningkatan permukaan air laut.

Hasil penelitian ilmuwan Inggris ini ditulis dalam Jurnal Geofisika.

Tim ini dipimpin oleh Profesor Duncam Wingham dari Universitas College London, UCL.

Perhitungan ini berdasarkan ukuran lelehan sejak 15 tahun lalu yang sempat disebut geltser ini bisa bertahan hingga 600 tahun. Tapi data terbaru menunjukan kalau gletser terbesar di kawasan ini hanya akan bertahan 100 tahun lagi.

Tingkat penipisan terjadi lebih cepat di pusat gletser dan menimbulkan kekhawatiran jika proses ini berlanjut, maka gletser akan pecah dan mulai mempengaruhi lapisan es tersisa dikawasan ini.

Salah satu penulis dalam Jurnal ini Profesor Andrew Shepherd dari Universitas Leeds mengatakan, lelehan itu akan menambah ketinggian air laut sekitar 3 cm.

''Tapi es tersebut terperangkap dibelakang sekitar 20-30 cm dari ketinggian laut dan secepatnya ketika kami membuat tidak stabil atau menggerakan pusat gletser kami tidak tahu apa yang terjadi atas es dibaliknya'', katanya kepada BBC.

''Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya dikawasan Antartika. Kami telah mengetahui kalau wilayah itu sudah kehilangan keseimbangan sejak beberapa waktu lalu, tapi tidak menduga akan kehilangan dalam jumlah yang besar seperti itu''.

Gletser di pulau Pine selama ini menjadi subyek penelitian dalam beberapa tahun ini ditengah ketakutan keruntuhan bongkah es akan memyebabkan disintegrasi di lapisan es kawasan barat Antartika.

Lima tahun lalu BBC sempat ikut dalam penerbangan untuk mensurvei gletser pulau Pine dengan radar dan peralatan laser.

Dalam perjalanan 11 jam dari Arena Punta termasuk melintasi jurang es rendah dengan lebar 20 miles dan disejumlah tempat dengan ketebalan es mencapai satu mile.

Pada saat itu, para ilmuwan di pesawat mengkhawatirkan kecepatan perubahan yang mereka deteksi. Penelitian terakhir dari data satelit akan menambah peringatan bagi para ilmuwan di kutub.

Hal ini muncul setelah ilmuwan di Arctic juga menemukan bukti perubahan yang sangat dramatis. Peneliti yang tergabung didalam kapal Greenpeace tengah melakukan penelitian di bagian barat daya Greenland.

Salah satu yang ikut dalam penelitian itu, Profesor jason Box dari Universitas Ohio menyatakan terkejut dengan sedikitnya jumlah es yang mereka temukan di selat Nares antara Greenland dengan Kanada.

Dia juga telah memasang kamera otomatis untuk memantau gletser Peterman yang besar. Belahan baru yang besar tengah diobservasi dan diperkirakan sejumlah besar bagian belahan itu akan pecah dalam waktu dekat.

Prof Box mengatakan kepada BBC news, ''Komunitas ilmuwan sangat terkejut terhadap bagaimana sensitifnya lapisan es ini terhadap perubahan iklim. Pertama gletser di Greenland selatan dan sekarang ketika kami bergerak lebih jauh ke utara kami menemukan hal serupa. Ini seperti membuka tutup botol.'' (BBC)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar